Kisah ini menceritakan tentang usaha Petruk menagih janji Prabu Kresna
yang dulu pernah menyanggupi Dewi Prantawati sebagai calon istrinya. Janji
tersebut diucapkan saat Petruk mengatasi serangan Prabu Pandupragolamanik penjelmaan
Nala Gareng.
Kisah ini saya olah dari sumber tayangan wayang orang di TVRI dengan
sedikit perubahan seperlunya.
Kediri, 12 Mei 2018
Heri Purwanto
Untuk daftar judul lakon wayang lainnya, klik di sini
Petruk Kantongbolong. |
------------------------------
ooo ------------------------------
PRABU BALADEWA MELAMAR DEWI PRANTAWATI UNTUK RADEN LESMANA
Prabu Kresna Wasudewa di
Kerajaan Dwarawati sedang memimpin pertemuan yang dihadiri Raden Samba
Wisnubrata, Arya Setyaki, dan Patih Udawa. Tiba-tiba datanglah sang kakak,
yaitu Prabu Baladewa dari Kerajaan Mandura. Prabu Kresna dan yang lain pun
bergantian menyampaikan salam penghormatan kepadanya.
Prabu Baladewa berkata,
kedatangannya kali ini adalah untuk melamar putri Prabu Kresna sebagai calon
istri Raden Lesmana Mandrakumara, putra Prabu Duryudana di Kerajaan Hastina.
Beberapa waktu yang lalu hubungan antara Prabu Baladewa dan Prabu Duryudana
sempat renggang dikarenakan dua hal. Yang pertama, ketika Prabu Baladewa
melamar Dewi Kusumadewati untuk Raden Partajumena yang harus bersaing dengan
Danghyang Druna yang juga melamar untuk Raden Lesmana. Yang kedua, ketika Prabu
Baladewa menikahkan Raden Wisata dengan Dewi Nilawati, juga harus bersaing
dengan pihak Kerajaan Hastina. Bahkan, Raden Wisata putranya itu sempat bentrok
dengan para Kurawa yang hendak merebut Payung Garuda Nglayang.
Kali ini Prabu Baladewa dan
Prabu Duryudana sama-sama ingin memperbaiki hubungan. Maka, Prabu Baladewa pun
bersedia mencarikan jodoh untuk Raden Lesmana Mandrakumara. Karena ia tidak
mempunyai anak perempuan, maka Raden Lesmana hendak dinikahkan dengan
keponakannya saja.
Prabu Kresna berkata bahwa
anak perempuannya yang belum menikah saat ini tinggal satu orang saja, yaitu
Dewi Prantawati. Prabu Baladewa langsung menyatakan melamar gadis tersebut sebagai
calon istri Raden Lesmana Mandrakumara. Prabu Kresna merasa ragu-ragu karena
Dewi Prantawati pernah dijodohkan dengan seseorang. Namun, karena Prabu
Baladewa terus mendesak, terpaksa ia menerima lamaran ini.
PETRUK MENAGIH JANJI YANG PERNAH DIUCAPKAN PRABU KRESNA
Tidak lama kemudian datanglah
panakawan Petruk menghadap Prabu Kresna dengan membawa segala macam hasil bumi
dan palawija. Prabu Kresna pun bertanya ada keperluan apa ia datang ke Kerajaan
Dwarawati. Apakah para Pandawa diserang musuh sakti hingga tidak dapat meninggalkan
Kerajaan Amarta dan terpaksa mengirim panakawan untuk meminta bantuan? Ataukah
ada masalah berat lainnya? Petruk pun menjawab kedatangannya tidak ada hubungan
dengan para Pandawa. Tujuannya datang ke Kerajaan Dwarawati adalah untuk
menagih janji Prabu Kresna dulu.
Petruk lalu bercerita peristiwa
dua puluh lima tahun yang lalu, saat Dewi Sumbadra belum melahirkan Raden
Abimanyu, saat itu terjadi kekacauan di Kerajaan Amarta karena serangan Prabu
Pandupragolamanik. Para Pandawa tidak mampu mengalahkan musuh tersebut,
sehingga Prabu Kresna meminta dirinya saja yang maju perang. Petruk merasa
keberatan karena ia hanya seorang panakawan, mana mungkin mampu mengatasi
amukan Prabu Pandupragolamanik? Namun, Prabu Kresna terus memaksa dan berusaha
meyakinkan bahwa hanya dirinya seorang yang mampu mengalahkan Prabu
Pandupragolamanik. Bahkan, Prabu Kresna saat itu sampai berjanji akan
mengabulkan apa saja yang diminta Petruk asalkan bisa mengalahkan Prabu
Pandupragolamanik. Petruk menjawab, dirinya hanya meminta anak ayam cemani.
Prabu Kresna paham bahwa Petruk meminta anak perempuannya untuk dijadikan
istri. Prabu Kresna pun menyanggupi akan mengabulkan permintaan Petruk. Saat
itu, Prabu Kresna baru memiliki satu anak perempuan bernama Dewi Prantawati
yang masih kecil. Ia pun berjanji kelak apabila sudah dewasa, maka Dewi
Prantawati akan diserahkan kepada Petruk supaya diambil sebagai istri.
Petruk kemudian maju perang
dan berhasil mengalahkan Prabu Pandupragolamanik yang ternyata penyamaran Nala
Gareng, saudaranya sendiri sesama panakawan. Adapun penyebab Nala Gareng
menyamar sebagai Prabu Pandupragolamanik adalah karena kesalahpahaman Raden
Arjuna, yang menuduh dirinya telah merusakkan Jala Sutra Tampang Kencana milik
Bagawan Abyasa. Tahun demi tahun berlalu. Dewi Prantawati kini telah tumbuh
dewasa. Selain dirinya, Prabu Kresna telah mendapatkan anak-anak perempuan lagi,
antara lain Dewi Sitisundari yang dinikahkan dengan Raden Abimanyu, serta Dewi
Titisari yang dinikahkan dengan Bambang Irawan. Dewi Prantawati yang usianya
lebih tua ternyata belum juga menikah, sedangkan adik-adiknya yang perempuan
semua telah menikah. Petruk menduga itu karena sejak kecil Dewi Prantawati
sudah dijodohkan dengan dirinya. Akan tetapi, lama menunggu tetap saja tidak
ada kabar dari Prabu Kresna apakah perjodohan tersebut bisa dilanjutkan atau
tidak. Akhirnya, hari ini Petruk memberanikan diri datang melamar, menagih
janji Prabu Kresna yang sudah terucap lama itu.
Prabu Kresna hanya diam tidak
menjawab. Hatinya bimbang. Di satu sisi, ia tidak tega putrinya menjadi istri
Raden Lesmana Mandrakumara yang bodoh dan manja, namun ia sendiri sudah
terlanjur menerima lamaran Prabu Baladewa. Di sisi lain, ia juga tidak rela
Dewi Prantawati menjadi istri Petruk yang hanya seorang rakyat jelata, bukan
dari golongan bangsawan atau paling tidak anak brahmana. Itulah sebabnya selama
ini Prabu Kresna selalu menunda-nunda perkawinan antara Dewi Prantawati dengan
Petruk adalah karena terdorong oleh rasa bimbangnya tersebut, meskipun ia
sendiri sudah terlanjur berjanji.
Prabu Kresna akhirnya
menjawab, bahwa ia sudah terlanjur menerima pinangan Prabu Baladewa yang hendak
menjadikan Dewi Prantawati sebagai calon istri Raden Lesmana Mandrakumara.
Petruk terkejut. Ia tidak menduga Prabu Kresna yang bijaksana ternyata bisa
mengingkari janji yang telah diucapkannya sendiri. Ia pun mengingatkan bahwa
janji adalah hutang. Prabu Kresna sendiri yang berjanji akan menyerahkan Dewi
Prantawati sesudah dewasa kepada Petruk. Namun, janji itu justru dilanggar
sendiri karena Dewi Prantawati saat ini hendak dinikahkan dengan orang lain.
Prabu Baladewa marah menyebut
Petruk kurang ajar berani menasihati raja. Petruk berkata, Prabu Baladewa
adalah tamu juga, jadi tidak perlu merasa lebih tinggi daripada tamu lainnya.
Prabu Baladewa semakin marah dan menyeret Petruk keluar dari istana.
Prabu Kresna termenung
bimbang. Ia lalu membubarkan pertemuan dan memerintahkan Arya Setyaki untuk
menjaga keamanan Kerajaan Dwarawati. Barangsiapa yang berbuat kekacauan
sebaiknya ditindak saja. Arya Setyaki menyanggupi. Prabu Kresna lalu masuk ke
dalam kedaton.
PARA KURAWA HENDAK MEMBUNUH PETRUK
Prabu Baladewa yang menyeret
Petruk segera melemparkan tubuhnya ke tengah alun-alun. Patih Sangkuni dan para
Kurawa yang menunggu di luar segera mendatangi Prabu Baladewa dan menanyakan
apa yang telah terjadi. Prabu Baladewa menjawab, Prabu Kresna telah mengabulkan
lamaran Kerajaan Hastina. Itu artinya, Raden Lesmana Mandrakumara bisa menikah
dengan Dewi Prantawati. Namun, tiba-tiba Petruk datang menagih janji karena
dulu sewaktu masih kecil, Dewi Prantawati sudah dijodohkan dengannya.
Patih Sangkuni ikut kesal
mendengar cerita tersebut. Ia pun mengajak para Kurawa untuk mengusir Petruk
dari Kerajaan Dwarawati. Apabila Petruk tetap membangkang, maka lebih baik
dibunuh saja. Arya Dursasana dan adik-adiknya segera mengikuti Patih Sangkuni.
Sementara itu, Petruk jatuh
terguling-guling di tanah. Tiba-tiba muncul Raden Antareja dan Raden Gatutkaca
mendatanginya. Petruk bertanya mengapa kedua putra Arya Wrekodara itu ada di
Dwarawati. Raden Gatutkaca menjawab, pada mulanya ia dan Raden Antareja pergi
ke Desa Karangkadempel mengunjungi Kyai Semar. Meskipun Kyai Semar hanya
seorang panakawan, namun kedua pemuda itu paham bahwa ia adalah penjelmaan
Batara Ismaya. Maka, mereka pun sering mengunjungi Kyai Semar untuk meminta
nasihat dan petuah darinya.
Namun, saat itu Kyai Semar
sedang bersedih karena Petruk nekad pergi ke Kerajaan Dwarawati untuk menagih
janji Prabu Kresna. Kyai Semar khawatir terjadi bencana menimpa diri Petruk.
Tanpa disuruh, Raden Antareja dan Raden Gatutkaca segera pergi menyusul ke
Kerajaan Dwarawati. Firasat Kyai Semar terbukti nyata, karena kedua pemuda itu
melihat Petruk terguling di tanah setelah tubuhnya dilempar oleh Prabu
Baladewa.
Petruk berterima kasih atas
perhatian Raden Antareja dan Raden Gatutkaca. Ia pun bercerita ternyata Prabu
Kresna ingkar janji, tidak bersedia menikahkan dirinya dengan Dewi Prantawati,
justru menerima pinangan Raden Lesmana Mandrakumara. Petruk merasa rendah diri,
sebagai orang miskin dirinya telah dihina seperti ini. Raden Antareja dan Raden
Gatutkaca merasa prihatin dan bersedia membantu Petruk.
Tidak lama kemudian Patih
Sangkuni dan para Kurawa datang. Mereka mengancam Petruk dan menyuruhnya pergi
jauh, tidak perlu lagi mengharapkan Dewi Prantawati karena sebentar lagi gadis
itu akan menikah dengan Raden Lesmana Mandrakumara. Petruk menjawab tidak
peduli karena yakin Dewi Prantawati pasti lebih memilih dirinya daripada
menikah dengan Raden Lesmana yang dungu.
Patih Sangkuni marah dan
memerintahkan para Kurawa menghukum Petruk. Raden Antareja dan Raden Gatutkaca
segera menghalangi. Pertempuran pun terjadi. Para Kurawa jelas tidak mampu
mengatasi kedua pemuda tersebut, sedangkan Patih Sangkuni juga sibuk
dipermainkan Petruk.
Melihat kekacauan ini, Prabu
Baladewa maju melabrak Raden Antareja dan Raden Gatutkaca. Kedua pemuda itu
gentar karena ayah mereka sewaktu muda pernah berguru kepada Prabu Baladewa
saat masih bernama Wasi Jaladara. Mereka pun mundur menghindar dan meminta maaf
kepada Petruk. Petruk sendiri memilih kabur daripada berhadapan dengan Prabu
Baladewa. Untuk sementara ia mundur, mencari cara untuk menggagalkan pernikahan
Raden Lesmana Mandrakumara dengan Dewi Prantawati.
PETRUK DITOLAK RADEN ARJUNA
Petruk telah jauh meninggalkan
Kerajaan Dwarawati. Di tengah jalan ia melihat kedua saudaranya, yaitu Nala
Gareng dan Bagong sedang bercanda menghibur Raden Arjuna. Ia lalu ikut
bergabung bersama mereka. Raden Arjuna pun bertanya mengapa Petruk pergi
sendiri meninggalkan Desa Karangkadempel.
Petruk menjawab, dirinya pergi
ke Kerajaan Dwarawati untuk menagih janji Prabu Kresna yang dulu pernah
menjodohkan dirinya dengan Dewi Prantawati. Kini Dewi Prantawati sudah dewasa,
tetapi justru hendak dinikahkan dengan Raden Lesmana Mandrakumara, bukan dengan
dirinya. Petruk pun memohon bantuan Raden Arjuna agar ikut mengingatkan Prabu
Kresna, bahwa janji adalah hutang, hendaknya bisa ditepati.
Raden Arjuna menolak
permintaan Petruk. Ia menyebut Petruk sebagai rakyat jelata tidak tahu diri,
berani menagih janji kepada raja. Petruk menjawab, raja adalah pemimpin. Jika
pemimpinnya mengingkari janji, bagaimana rakyat bisa tetap percaya kepada
pemimpin? Dalam urusan janji, tidak ada perbedaan tinggi rendah jabatan. Dewa
sekalipun kalau mengingkari janji juga akan jatuh martabatnya.
Raden Arjuna semakin marah dan
mencabut keris untuk mengancam Petruk agar mengurungkan niatnya menagih janji
kepada Prabu Kresna. Petruk kecewa karena majikannya ternyata tidak mendukung.
Ia pun bergegas pergi meninggalkan tempat itu.
PETRUK MENDAPAT BANTUAN DARI AYAH KANDUNGNYA
Petruk yang melarikan diri
akhirnya tersesat masuk ke Hutan Wanapringga. Hutan tersebut terkenal angker,
banyak dihuni segala macam hantu dan makhluk halus. Namun, Petruk tidak takut
sama sekali. Baginya lebih baik mati dimangsa hantu daripada gagal meraih
cita-cita.
Demikianlah, Petruk pun duduk
di atas sebongkah batu besar di bawah pohon yang rimbun. Berbagai macam hantu
datang mengganggunya. Dasar sifat Petruk yang jenaka, bukannya takut tetapi
justru mengajak mereka bercanda. Tidak lama kemudian, muncul sosok tinggi besar
yang tidak lain adalah ayah kandung Petruk sendiri, yaitu Gandarwaraja Swala.
Petruk aslinya juga seorang
gandarwa, bernama Gandarwa Supatra. Saat masih berwujud gandarwa, ia sangat
nakal susah diatur. Gandarwaraja Swala lalu meminta bantuan Kyai Semar untuk
menjinakkan putranya itu. Kyai Semar berhasil memperbaiki watak Gandarwa
Supatra dan mengubah wujudnya menjadi manusia jenaka, dengan nama baru Petruk.
Gandarwaraja Swala pun merelakan Petruk menjadi anak angkat Kyai Semar.
Kini Gandarwaraja Swala datang
menemui Petruk dan bertanya mengapa anaknya itu terlihat sedih. Petruk pun
menyembah ayahnya dan menceritakan kisah yang ia alami dari awal hingga akhir. Gandarwaraja
Swala merasa prihatin dan bertanya apakah Petruk benar-benar mencintai Dewi
Prantawati. Petruk menjawab, ini bukan sekadar urusan asmara, tetapi urusan
menyelamatkan pemimpin dari dosa melanggar janji. Gandarwaraja Swala senang
mendengarnya dan bersedia membantu Petruk. Ia pun mengubah wujud Petruk menjadi
kesatria dengan nama Bambang Sukma-nglembara. Tidak hanya itu, Gandarwaraja
Swala juga memberikan tambahan ilmu kesaktian kepada Petruk.
Petruk berterima kasih atas
bantuan ayahnya. Ia pun mohon restu dan mohon pamit untuk menggagalkan
perkawinan Dewi Prantawati dengan Raden Lesmana Mandrakumara.
PRABU KRESNA MENERIMA KEDATANGAN ROMBONGAN DARI HASTINA
Prabu Kresna dan Prabu
Baladewa di Kerajaan Dwarawati menerima kedatangan rombongan pengantin dari
Kerajaan Hastina yang dipimpin langsung oleh Prabu Duryudana. Setelah saling
memberi hormat, Raden Lesmana Mandrakumara bertanya seperti apa wajah Dewi
Prantawati, apakah sama cantiknya dengan Dewi Sitisundari dan Dewi Titisari?
Jika Dewi Prantawati berwajah jelek, lebih baik tak perlu menikahinya. Raden
Samba putra Prabu Kresna menyindir Raden Lesmana, sudah gagal menikah
berkali-kali masih saja sombong.
Prabu Kresna tidak mau
memperpanjang urusan. Ia pun memerintahkan Raden Samba untuk mengantar Raden
Lesmana menemui Dewi Prantawati agar dapat melihat langsung calon istrinya
cantik atau tidak. Kedua pemuda itu pun bergegas masuk menuju kaputren.
BAMBANG SUKMA-NGLEMBARA MENCULIK DEWI PRANTAWATI
Sementara itu, Petruk yang telah
berganti nama menjadi Bambang Sukma-nglembara berhasil menyusup masuk ke dalam
Keraton Dwarawati. Ia bersembunyi di balik tembok kaputren dan melihat Dewi
Prantawati sedang duduk sendiri melamun entah memikirkan apa. Segera Bambang Sukma-nglembara
bernyanyi, melantunkan tembang-tembang asmara dengan suaranya yang merdu
mendayu.
Dewi Prantawati tampak
menikmati alunan suara tersebut. Ketika lagu telah habis, ia baru sadar ada
laki-laki berani menyusup ke dalam kaputren. Ia pun memanggil si penyanyi tersebut
agar menampakkan diri. Bambang Sukma-nglembara pun muncul di hadapan Dewi
Prantawati.
Dewi Prantawati bertanya
asal-usul Bambang Sukma-nglembara dari mana, mengapa bisa masuk ke dalam
kaputren. Bambang Sukma-nglembara berkata bahwa ia berasal dari Hutan
Wanapringga yang tertarik mendengar kabar kecantikan Dewi Prantawati. Namun,
Dewi Prantawati ternyata telah dijodohkan dengan Raden Lesmana, sungguh membuat
hati kecewa.
Bambang Sukma-nglembara pun menjelaskan
bahwa Raden Lesmana bukanlah laki-laki yang baik, melainkan hanya seorang anak
manja yang suka mengandalkan kekayaan orang tua. Alangkah baiknya jika Dewi
Prantawati menjadi istrinya saja, tentu ia akan bernyanyi setiap hari untuk
gadis tersebut.
Dewi Prantawati pada dasarnya
sudah mendengar penuturan Raden Samba tentang keadaan Raden Lesmana. Sebenarnya
ia ingin menolak perjodohan ini tetapi takut kepada sang ayah. Kali ini muncul
Bambang Sukma-nglembara yang menawan hati, membuatnya semakin yakin untuk
menolak Raden Lesmana Mandrakumara.
Maka, Dewi Prantawati pun
berkata kepada Bambang Sukma-nglembara agar dirinya dibawa pergi saja, sehingga
tidak jadi menikah dengan Raden Lesmana. Bambang Sukma-nglembara setuju. Namun,
tiba-tiba Raden Lesmana datang bersama Raden Samba. Bambang Sukma-nglembara pun
mengejek Raden Lesmana dan mempermainkannya. Raden Samba ikut bersorak di
belakang, menertawakan tingkah konyol Raden Lesmana. Namun kemudian, ia sadar
ternyata ada penyusup masuk ke dalam kaputren. Ia pun buru-buru pergi melapor
kepada Prabu Kresna.
Bambang Sukma-nglembara tidak
mau membuang-buang waktu. Ia segera memasukkan Dewi Prantawati secara ajaib ke
dalam cincin, menendang Raden Lesmana hingga jatuh terjengkang, kemudian kabur
meninggalkan kaputren.
PRABU BALADEWA DAN PARA KURAWA MENGEJAR BAMBANG SUKMA-NGLEMBARA
Prabu Kresna telah menerima
laporan Raden Samba tentang adanya penyusup berani masuk ke dalam kaputren.
Prabu Baladewa marah-marah dan mendatangi kaputren, namun yang ada di sana
hanyalah Raden Lesmana sedang terguling di tanah dengan wajah meringis semakin
terlihat jelek. Prabu Baladewa pun bergegas mengejar si pencuri yang meculik
keponakannya. Prabu Duryudana juga memerintahkan Patih Sangkuni dan para Kurawa
untuk ikut mengejar.
Bambang Sukma-nglembara
berhenti di perbatasan ibu kota Dwarawati. Ia pun bertarung menghadapi para
Kurawa yang datang mengejar. Gandarwaraja Swala tidak hanya mengubah wujud
Petruk menjadi kesatria, tetapi juga membekalinya dengan ilmu kesaktian. Para
Kuarwa pun dibuat porak-poranda dan babak belur menghadapai kesaktian Bambang Sukma-nglembara.
Prabu Baladewa maju sambil
memaki-maki sesuai ciri khasnya. Bambang Sukma-nglembara menghadapinya dengan
ikut memaki pula. Prabu Baladewa merasa risih ada yang mengembari cara
bertarungnya. Karena pikirannya kesal dan tidak dapat bertarung dengan baik, lama-lama
ia pun terdesak mundur.
Prabu Baladewa kemudian
bertemu Raden Arjuna yang sedang dalam perjalanan menuju Kerajaan Dwarawati
bersama Nala Gareng dan Bagong. Tujuannya ialah ingin menyaksikan pernikahan
Raden Lesmana dan Dewi Prantawati. Prabu Baladewa memberi tahu Raden Arjuna
bahwa pengantin wanita hilang diculik pemuda bernama Bambang Sukma-nglembara.
Raden Arjuna pun bergegas mengejar penculik tersebut.
Bambang Sukma-nglembara bersiaga
menghadapi Raden Arjuna. Karena masih kesal pada majikannya itu, ia pun
bertarung tanpa segan-segan lagi. Berkat kesaktian yang diberikan Gandarwaraja
Swala, Bambang Sukma-nglembara dapat meringkus Raden Arjuna. Prabu Baladewa dan
Patih Sangkuni maju untuk menolong, tapi mereka ikut tertangkap pula.
Bambang Sukma-nglembara
kemudian menangkap Nala Gareng dan Bagong. Kedua panakawan itu pun dipaksa
mulai saat ini harus bekerja menjadi pelayannya.
BAMBANG SUKMA-NGLEMBARA KEMBALI MENJADI PETRUK
Prabu Kresna mengawasi
pertempuran dari jauh dan dapat menebak jati diri Bambang Sukma-nglembara. Ia
lalu melesat terbang dan secepat kilat sudah mendarat di Desa Karangkadempel,
menemui Kyai Semar. Prabu Kresna pun meminta maaf kepada Kyai Semar karena
telah mengingkari janjinya kepada Petruk. Kini Kerajaan Dwarawati diserang
pengacau bernama Bambang Sukma-nglembara yang telah menculik anak gadisnya,
yaitu Dewi Prantawati.
Kyai Semar memahami maksud
ucapan Prabu Kresna. Ia pun berjalan kaki menuju Kerajaan Dwarawati. Meskipun
hanya berjalan santai, namun kecepatan langkah Kyai Semar tidak dapat
ditandingi Prabu Kresna. Akhirnya, mereka sampai di tempat Bambang Sukma-nglembara
menangkap lawan-lawannya.
Kyai Semar maju menghadapi
Bambang Sukma-nglembara dan menyuruhnya untuk menyerah. Bambang Sukma-nglembara
tertawa menolak dan meminta agar Kyai Semar saja yang ikut dengannya. Kyai
Semar tidak banyak bicara. Ia memegang kuncung di kepala lalu mengusapkan
tangannya ke wajah Bambang Sukma-nglembara. Seketika wujud Bambang Sukma-nglembara
pun kembali menjadi Petruk, sedangkan Dewi Prantawati keluar dari cincin di
tangannya.
DEWI PRANTAWATI TETAP MEMILIH PETRUK
Kyai Semar memarahi Petruk
yang bertindak di luar batas, berani meringkus Prabu Baladewa, Raden Arjuna,
dan Patih Sangkuni. Petruk meminta maaf. Ini semua karena Prabu Kresna yang
mengingkari janji, dan mereka bertiga juga ikut bersalah karena mendukung
perkawinan Dewi Prantawati dengan Raden Lesmana Mandrakumara. Itu artinya,
mereka ikut mendukung Prabu Kresna berbuat dosa.
Kyai Semar berkata bahwa Prabu
Kresna sudah menyadari kesalahannya. Prabu Kresna pun meminta maaf kepada
Petruk karena mengingkari janji yang diucapkannya sendiri. Sejujurnya ia memang
malu memiliki menantu seorang panakawan. Akibatnya, Dewi Prantawati yang menjadi
korban, yaitu menjadi perawan tua, sedangkan saudari-saudarinya yang lain telah
menikah semua. Itu karena Prabu Kresna selalu menunda-nunda pernikahan Dewi
Prantawati dengan Petruk.
Petruk pun meminta maaf atas
ulahnya membuat kekacauan di Kerajaan Dwarawati. Ia terpaksa melakukan ini
semua adalah untuk menyelamatkan nama baik Prabu Kresna. Sebagai raja agung
titisan Batara Wisnu, Prabu Kresna tidak sepantasnya melanggar ucapannya
sendiri. Maka, sebelum Dewi Prantawati dinikahkan dengan orang lain, Petruk pun
lebih dulu menculiknya, sehingga Prabu Kresna dapat terhindar dari dosa.
Prabu Kresna berterima kasih
atas perhatian Petruk. Meskipun dirinya titisan Batara Wisnu, tetapi sebagai
manusia tetap saja bisa berbuat khilaf. Namun, anaknya sudah terlanjur jatuh
cinta kepada Bambang Sukma-nglembara, apakah mau menikah dengan Petruk? Petruk
pun bertanya kepada Dewi Prantawati apakah bersedia menikah dengannya. Jika
Dewi Prantawati tidak sudi memiliki suami yang buruk rupa seperti dirinya, maka
silakan saja menikah dengan orang lain, ia tidak akan mengganggu lagi.
Dewi Prantawati tidak
menjawab, tetapi meminta Petruk menyanyikan sebuah lagu untuknya. Petruk pun
menembangkan lagu seperti yang ia nyanyikan di kaputren tadi. Dewi Prantawati
terhanyut mendengar suaranya. Ia lalu berkata kepada sang ayah, bahwa dirinya
jatuh cinta kepada Bambang Sukma-nglembara adalah karena mendengar suara yang
merdu. Meskipun Bambang Sukma-nglembara sudah tidak ada lagi, dan sudah kembali
ke wujud Petruk, namun suaranya tidak berubah. Asalkan bisa mendengar suara
merdu Petruk setiap saat, Dewi Prantawati akan merasa sangat bahagia.
Petruk gembira mendengar
ucapan itu, pertanda Dewi Prantawati bersedia menjadi istrinya. Ia pun
memanggil Prabu Kresna sebagai ayah mertua, dan membebaskan Prabu Baladewa,
Raden Arjuna, juga Patih Sangkuni. Prabu Baladewa dan Raden Arjuna sudah
melihat sendiri betapa tulus perasaan Dewi Prantawati. Maka, mereka pun ikut
merestui Petruk menjadi menantu Kerajaan Dwarawati dan meminta maaf tadi telah
berusaha menggagalkan usahanya menagih janji. Sementara itu, Patih Sangkuni dan
para Kurawa kembali ke tempat Prabu Duryudana dan Raden Lesmana. Sungguh besar
rasa malu yang diderita Prabu Duryudana karena anaknya lagi-lagi kalah
bersaing, dan yang lebih parah, kali ini kalah bersaing melawan panakawan.
Mereka pun bergegas pulang ke Kerajaan Hastina.
Prabu Kresna kini telah mantap
menyerahkan Dewi Prantawati kepada Petruk. Keduanya lalu dinikahkan di istana
Kerajaan Dwarawati dengan perayaan yang meriah.
------------------------------
TANCEB KAYON
------------------------------
Untuk kisah pertama kali Petruk menjadi anak angkat Kyai Semar dapat
dibaca di sini.
Untuk kisah Prabu Kresna berjanji memberikan Dewi Prantawati kepada
Petruk dapat dibaca di sini.
Cara Bermain Slot Mermaid's Pearl Online Ayo Gabung Disini, Penuh Dengan Kejutan Bonus Berlimpah!!!
BalasHapusSalut sm kegigihan sang petruk dgn happy ending nya
BalasHapusIni cerita asli atau tidak
BalasHapusKarena wayang dulu dibuat untuk sarana Dakwah Menyebarkan Agama Islam oleh Sunan Kalijaga..
HapusJadi Cerita Asli atau Tidaknya itu ya Tergantung Dalangnya